Jumat, 01 Agustus 2008

MELURUSKAN KEMBALI RIWAYAT PERNIKAHAN `AISYAH RA.
Oleh: Asep Sobari, Lc.

Pada bagian Appendix B dari buku yang berjudul Muhammad SAW; The Super Leader-Super Manager karya Dr. M Syafii Antonio M.Ec, tertulis judul yang cukup menarik ‘Meluruskan Riwayat Pernikahan Rasulullah SAW-`Aisyah ra.’

Dikatakan menarik karena dari tulisan tersebut dapat disimpulkan, `Aisyah ra. tidak dinikahi Rasulullah saw. pada usia 6 tahun dan tentu juga tidak mulai serumah dengan beliau saat berusia 9 tahun, sebagaimana yang dikenal luas saat ini. Menurut tulisan ini lagi, berdasarkan kajian yang dibuatnya, sebenarnya saat `Aisyah menikah, usianya sekitar 17-18 tahun dan serumah dengan Rasulullah saw. pada usia 19-20 tahun.

Benarkah demikan? Untuk menjawabnya, kita harus tahu lebih dulu pandangan para sejarawan muslim tentang masalah ini. Kemudian mengkritisi argumentasi-argumentasi Dr. Syafii Antonio yang membawa kepada kesimpulannya itu. Setelah itulah kita baru akan mendapat jawaban yang tepat.

Pernikahan `Aisyah menurut Sejarawan
Riwayat pernikahan `Aisyah ra. dengan Rasulullah saw. tentu sangat populer sehingga hampir dipastikan semua sejarawan muslim memuat peristiwa tersebut di dalam karya-karya mereka. Disini kita akan menelusuri pemaparan beberapa sejarawan saja, tapi dengan kapasitas yang cukup representatif.

Muhammad ibn Sa`ad (w.230H): “`Aisyah ra. lahir pada awal tahun 4 Kenabian. Rasulullah saw. menikahinya pada bulan Syawal tahun 10 Kenabian, saat baru berusia 6 tahun tepat satu bulan setelah pernikahan Rasulullah saw. dengan Saudah”. (al-Thabaqat, 8/79).

Al-Baladzuri (w.279H): “Rasulullah saw. menikah dengan `Aisyah di Mekah. Saat itu `Aisyah berusia 6 tahun –ada juga yang mengatakan 7 tahun--. Dan Rasulullah saw. tinggal serumah dengannya, saat `Aisyah berusia 9 tahun, yaitu pada bulan Syawal tahun pertama hijriyah”. (Ansab al-Asyraf, 1/181).

Ibn Jarir al-Thabari (w.310H): “Pada tahun ini (1H) Rasulullah saw. mulai tinggal serumah dengan `Aisyah, tepatnya 8 bulan setelah kedatangan beliau ke Madinah yaitu di bulan Dzul Qa`dah. Ada pula yang mengatakan di bulan Syawal, atau tujuh bulan setelah kedatangan beliau ke Madinah. Rasulullah saw. menikah dengan `Aisyah di Mekah, 3 tahun sebelum hijrah dan setelah Khadijah wafat. Ketika itu `Aisyah baru berusia 6 tahun, tapi ada pula yang mengatakan usianya 7 tahun”. (al-Tarikh, 2/9).

Ibn Katsir (w.774H): “Pernikahan itu terjadi dua tahun…sebagian mengatakan tiga tahun sebelum hijrah. Ketika itu usia `Aisyah 6 tahun dan baru tinggal serumah dengan Rasulullah saw. saat usianya 9 tahun”. (al-Bidayah wa al-Nihayah, 8/99).

Jika para sejarawan klasik hingga abad 8 hijrah dapat dikatakan sepakat tentang tahun pernikahan `Aisyah ra. dan usianya saat menikah, juga saat mulai tinggal serumah dengan Rasulullah saw., lantas bagaimana Dr. Syafii Antonio dapat membuat kesimpulan yang jauh berbeda?

Ada beberapa argumentasi yang dikemukakan Dr Syafii Antonio. Tapi argumentasi-argumentasi itu bermuara pada satu titik, periwayatan usia pernikahan `Aisyah tersebut lemah dan tertolak. Alasannya dapat diuraikan seperti berikut (halaman, 303),
1. Riwayat-riwayat pernikahan `Aisyah hanya memiliki jalan periwayatan tunggal, yaitu Hisyam ibn `Urwah dari ayahnya.
2. Hisyam ibn `Urwah meriwayatkannya setelah tinggal di Iraq. Hisyam pindah ke Iraq setalah lanjut usia, yaitu 71 tahun, atau setelah kualitas ingatannya sangat menurun.
3. Para ulama, seperti Malik ibn Anas, menolak periwayatan Hisyam yang dilaporkan oleh para perawi Iraq.
4. Alhasil, riwayat umur pernikahan `Aisyah ra. yang bersumber dari Hisyam ibn `Urwah tertolak.

Biografi Singkat Hisyam ibn `Urwah

Nama lengkapnya adalah Hisyam ibn `Urwah ibn Zubair ibn `Awam dari Klan Bani Asad-Quraisy. Ayah Hisyam, `Urwah lahir dari pasangan Zubair ibn `Awam dengan Asma’ binti Abu Bakr al-Shiddiq (Thabaqat Khalifah, 1/420). Asma’ adalah kakak perempuan `Aisyah ra. dari lain ibu.

Hisyam ibn `Urwah lahir di Madinah pada tahun 61H dan wafat di Bagdad tahun 146H. Ia lebih tepat dimasukkan dalam generasi tabi`i al-tabi`in senior. Hisyam masih berjumpa beberapa sahabat Rasulullah saw. seperti Abdullah ibn Umar, Jabir ibn Abdullah, Anas ibn Malik dan Sahl ibn Sa`ad. Hisyam masih sempat berguru kepada Abdullah ibn Zubair, sahabat Nabi saw. yang juga pamannya. Sementara guru-gurunya yang lain dari generasi tabi`in, seperti ayahnya, `Urwah ibn Zubair, Wahb bn Kaisan, Muhammad ibn al-Munkadir, Ibn Syihab al-Zuhri dan lain-lain (Tarikh Baghdad, 6/186).

Ulama hadits menilai Hisyam sebagai ulama terkemuka (al-mam) dan menyematkan gelar ulama besar (Syaikh al-Islam). (Mizan al-I`tidal, 4/301-302). Ibn Hibban memandang kesalehan dan kekuatan hapalannya terpercaya sehingga menggolongkannya dalam kategori perawi-perawi tsiqah (Tahdzib al-Tahdzib, 11/46).

Al-Dzahabi membantah pernyataan sebagian kalangan yang meragukan kekuatan hapalan Hisyam ibn `Urwah, termasuk setelah pindah ke Iraq. Menurutnya, "Kekuatan hapalan Hisyam berkurang tapi dia tidak pernah pikun…memang, hapalan Hisyam sedikit menurun (taghayyara qalilan) dan tidak sekuat seperti ketika masih muda. Dia lupa dengan sebagian hapalannya atau keliru….setelah pindah ke Iraq di tahun-tahun terakhir hidupnya, Hisyam menyampaikan sekian banyak riwayat haditsnya. Dari semuanya itu sedikit sekali yang tidak dikuasainya dengan baik. Masalah yang lumrah dan juga pernah dialami Malik, Syu`bah, Waki`dan para perawi tsiqah terkemuka lainnya". (Mizan al-I`tidal, 4/301-302).

Terlalu berlebihan jika ingatan Hisyam dimasa tuanya dinilai sangat menurun. Apalagi ketika dikaitkan dengan riwayat pernikahan `Aisyah ra. yang masih merupakan adik perempuan neneknya. Karena itulah, Imam Bukhari setidaknya mencantumkan empat riwayat Hisyam ibn `Urwah tentang pernikahan tersebut dan semuanya dari laporan para perawi Iraq, yaitu Ali ibn Mushir al-Kufi (w.189H) [no.hadits 3605], Abu Usamah Hamad ibn Usamah al-Kufi [no. hadits 3607], Wuhaib ibn Khalid al-Bashri (w.165H) [no. hadits 4739] dan Sufyan al-Tsauri [no. hadits 4761].

Betulkah Hisyam Satu-satunya Perawi Riwayat Pernikahan `Aisyah ra.?

Memang banyak sekali riwayat pernikahan `Aisyah ra. yang berdasarkan periwayatan Hisyam dari ayahnya. Kedekatan hubungan keluarga dengan `Aisyah ra. menjadi alasan tersendiri yang menguatkan mengapa begitu banyak ulama hadits yang menggunakan riwayat Hisyam dalam karya-karya mereka, termasuk Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim.

Namun tidak benar jika Hisyam adalah perawi tunggal riwayat-riwayat yang menyatakan `Aisyah ra. menikah pada usia 6 atau 7 tahun dan mulai serumah dengan Rasulullah saw. pada usia 9 tahun. Imam Muslim setidaknya mencantumkan dua jalan periwayatan pernikahan tersebut yang bukan berasal dari Hisyam ibn `Urwah. Riwayat pertama melalui jalan al-Zuhri dari `Urwah [no. hadits, 2549]. Sedangkan riwayat kedua melalui jalan Abu Mu`awiyah dari al-A`masy dari Ibrahim al-Nakha`i dari al-Aswad [no. hadits, 2550].

Riwayat-riwayat Lain Pernikahan `Aisyah ra.

Diluar Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, riwayat-riwayat pernikahan `Aisyah ra. juga banyak yang menggunakan selain jalur Hisyam ibn `Urwah dari ayahnya, atau dari jalur Hisyam tapi bukan berdasarkan laporan perawi Iraq. Berikut adalah contohnya,

1. Ibn Sa`ad meriwayatkan dari Muhammad ibn `Ubaid al-Thanafisi dari Muhammad ibn `Amr dari Abu Salamah ibn Abdurrahman dan Yahya ibn Abdurrahman ibn Hathib (al-Thabaqat, 8/57).
2. Ibn Sa`ad juga meriwayatkan dari al-Waqidi dari Abdurrahman ibn Abu al-Zinad dari Hisyam dari `Urwah (al-Thabaqat, 8/59). Perlu dicatat, Abdurrahman ibn Abu al-Zinad yang melaporkan dari Hisyam dalam sanad riwayat ini, bukan berasal dari Iraq melainkan Madinah (Tadzkirat al-Huffazh, 1/247).
3. Al-Baladzuri meriwayatkan dari Abdullah ibn Abu Syaibah dari Abu Mu`awiyah dari al-A`masy dari Ibrahim al-Nakha`i dari al-Aswad (Ansab al-Asyraf, 1/181).

Kesimpulan

Berikut adalah kesimpulan dari uraian diatas,
1. Hisyam ibn `Urwah adalah ulama besar hadits dengan kualitas periwayatan dan ingatan yang diakui oleh para kritikus hadits. Di masa lanjut usia, daya ingatannya hanya sedikit berkurang dan tidak banyak berpengaruh terhadap riwayat-riwayatnya.
2. Hisyam ibn `Urwah bukan satu-satunya perawi yang menyampaikan riwayat pernikahan `Aisyah ra., melainkan ada beberapa perawi lain seperti al-Zuhri dari `Urwah dan al-A`masy dari Ibrahim al-Nakhai. Kedua jalan periwayatan ini digunakan Imam Muslim untuk mendukung pernikahan `Aisyah dalam usia 6 atau 7 tahun.
3. Riwayat Hisyam ibn `Urwah dari ayahnya tidak hanya dilaporkan oleh para perawi yang berasal dari Iraq, tapi juga dilaporkan oleh Ibn Abu al-Zinad yang berasal dari Madinah.
4. Pernikahan `Aisyah ra. dengan Rasulullah saw. dalam usia 6 atau 7 tahun dan mulai serumah dengan beliau pada usia 9 tahun didukung oleh banyak sekali riwayat yang sebagiannya sangat kuat dan terpercaya.

Rujukan

· Al-Bukhari, Muhammad ibn Isma`il, Shahih al-Bukhari [MS]
· Muslim ibn al-Hajjaj, Shahih Muslim [MS]
· Ibn Sa`ad, Muhammad, al-Thabaqat al-Kubra [MS]
· Al-Baladzuri, Ahmad ibn Yahya, Ansab al-Asyraf [MS]
· Al-Thabari, Muhammad ibn Jarir, Tarikh al-Rusul wa al-Muluk, Dar al-Kutub al-`Ilmiyyah-Beirut.
· Al-Baghdadi, Abu Bakr al-Khathib, Tarikh Baghdad [MS]
· Ibn Katsir, Isma`il, al-Bidayah wa al-Nihayah [MS]
· Ibn Khayyath, Khalifah, Thabaqat Khalifah ibn Khayyath [MS]
· Al-Dzahabi, Tadzkirat al-Huffazh & Mizan al-I`tidal [MS]
· Al-`Asqalani, Ibn Hajar, Tahdzib al-Tahdzib [MS]

1 komentar:

Fahri mengatakan...

Terima kasih informasinya Ustadz.
Mohon tanggapan dan penjelasan, apabila fakta sejarah memang demikian adanya, untuk dikaitkan dengan kondisi saat ini jika seorang laki-laki menikahi wanita yang masih belia, bahkan berniat menikahi lebih dari 1 orang, dengan menyembunyikan diri dibawah bayang-bayang periwayatan hadits2 tersebut?
Namun di sisi lain, Rasul SAW juga menikahi janda-janda tua..tapi untuk yang satu ini, sepertinya tidak dicontoh....


Salam,
Fahri
http://shariaxplorer.blogspot.com/